Delina, Guru matematika, SMPN 1 Plered
Pelaksanaan pembelajaran matematika yang tidak disukai murid karena susah dipahami dan membosankan terlihat dari proses pelaksanan pembelajaran dikelas dan saat diskusi kelompok pun hanya
murid tertentu saja yang aktif. Hasil dari asesemen siswa sangat minim. Pada awal semester genap tahun
ajaran 2022-2023 di kelas VII SMP Negeri 1 Plered, saya mencoba bertanya kepada murid pembelajaran matematika seperti apa yang mereka harapkan,. Mereka menjawab ingin pembelajaran yang menyenangkan. Saat itu saya mencari referensi pembelajaran matematika yang menyenangkan.
Berbagai strategi pembelajaran saya coba, tetapi siswa masih tetap merasa bosan dan tujuan pembelajaran tidak tercapai. Dari berbagai strategi yang sudah saya coba, saya menemukan
tantangan yang sama diantaranya, saat melaksanakan kegiatan pembelajaran berkelompok dalam pembagian kelompok masih ada murid yang hanya mau berkelompok dengan teman tertentu saja. Situasi ini membuat saya kebingungan jika saya memaksakan dengan pembagian kelompok sesuai instruksi saya, saya khawatir anak tersebut tidak mau berkomunikasi dan mengikuti semua kegiatan pembelajaran dengan optimal. Selain itu, motivasi dan stimulasi harus diberikan dalam pembelajaran.
Sebelum pembelajaran dimulai saya menyiapkan pilihan rencana kegiatan pembelajaran
yaitu apakah pembelajaran dengan materi alajabar mau mengamati lingkungan sekolah atau bermain peran?. Saya pun memberikan gambaran jika mengamati lingkungan sekolah siswa akan mencari benda di lingkungan sekolah yang bisa dibuat bentuk aljabar, tetapi jika bermain peran kita akan belajar dikelas dengan membagi peran sebagai penjual dan pembeli. setelah siswa memahami gambarannya, siswa memilih bermain peran, kemudian disepakati bersama dengan kesepakatan lainnya dalam pelaksanaan pembelajaran bermain peran ini. Kesepakatan tersebut diantaranya adalah pembuatan kelompok, media yang digunakan, waktu dalam berdiskusi.
Dalam pembuatan kelompok saya memberikan tawaran kepada siswa mau seperti apa pembuatan
kelompoknya, jika pilih sendiri tentunya akan berkelompok dengan anggota yang selalu sama, tetapi jika saya yang menentukan khawatir akan ada keterpaksaan sehingga tidak optimal dalam melaksanakan pembelajarannya.saya memberikan tawaran kepada siswa untuk memberikan idenya. Setelah kesepakatan
dibuat, semua kelompok berdiskusi membuat menu barang yang akan dijual dengan harga sebagai
variabelnya. semua kelompok membuat kartu menu barang dengan kreatif dan beridskusi dengan aktif
dalam proses pembuatannya dengan waktu yang telah disepakati. Setelah murid membuat kartu menu, beberapa kelompok menjadi penjual dan kelompok lainnya menjadi pembeli. kelompok penjual menawarkan kartu menu kepada pembeli dengan menarik agar kelompok pembeli mau membuat orderan pada kartu menu tersebut. Pada tahap ini murid aktif saling menawarkan kartu menunya untuk disi oleh bentuk aljabar. Jika kelompok pembeli sudah mengisi kartu orderan dengan membuat bentuk aljabar sesuai dengan barang yang akan diorder dan menuliskan juga perkiraan anggarannya. Kelompok penjual menghitung anggaran yang disediakan oleh pembeli dengan mengganti variabelnya oleh harga yang telah disepakati oleh anggota kelompok penjual. Setelah menghitung anggarannya kurang atau lebih kelompok penjual memberikan kembali kartu orderannya kepada pembeli agar kelompok pembeli memeriksa hasil hitungan dari penjual apakah benar hitungannya atau ada yang keliru. Setelah diperiksa, kelompok pembeli mempresentasikan kartu orderan tersebut.
Hasil yang didapat dari aksi yang telah dilakukan adalah keaktifan murid meningkat saat proses pembelajaran. Mereka berpatisipasi penuh mulai dari pembuatan kartu menu barang, memasarkan atau menawarkan kepada kelompok pembeli agar mereka mau mengisi kartu order. Berbagai strategi mereka lakukan agar bisa mengerjakan semuana dengan waktu yang telah disepakati. Selain keaktifan dalam diskusi, karakter gotong royong, bernalar kritis, dan kreatif lebih terlihat. Suasana kelas berisik dengan diskusi yang penuh makna, sampai murid merasa jadi penjual itu harus kreatif, pandai dalam menawarkan jualannya dengan baik atau komunikasi dengan pembeli harus ramah, bisa menghitung dengan benar. Sebagai pembeli murid merasa bahwa perlu cermat dalam membeli barang dan menganggarkan keuangannya jangan sampai barang yang dibeli banyak sedangkan anggarannya kurang. Murid mendapat pembelajaran yang bermakna sehingga pemahaman akan materi aljabar paham lebih lama dan berkesan dengan kegiatan bermain peran tersebut.
Sebagai seorang guru, saya mulai mendengarkan suara murid yang ternyata dapat memberikan
dampak signifikan pada pembelajaran. Saat saya mendengarkan suara murid, artinya saya memberikan perhatian yang lebih terhadap kebutuhan dan kepentingan murid dalam pembelajaran. Saya dapat membantu murid untuk merasa lebih terbuka dan percaya diri dalam belajar, sehingga mereka mempunyai rasa memliki terhadap kegiatan pembelajaran dan terlibat sepenuhnya dalam pembelajaran. mereka dapat lebih mudah untuk menyerap dan memahami materi yang diajarkan. Saya harus menyesuaikan metode pembelajaran yang lebih efektif dan relevan, sehingga saya perlu banyak belajar lagi mengenai strategi pembelajaran matematika. Bapak/Ibu guru hebat yuk mulai mendengarkan suara murid agar terciptanya pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi murid.